Kedokteran

Jumat, 03 Desember 2010

Varikokel

maaf yah kalo gambarnya gak ada.. soalnya bloggernya ad gangguan.. drtdi coba uplot tpi gak bisa-bisa.. :D

A. PENDAHULUAN

Sistem reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi, duktus eksretorius dan kelenjar tambahan. Organ reproduksi utama adalah sepasangan gonad atau testis. Testis secara tetap memproduksi spermatozoa yang keluar dari testis dan memasuki epididimis untuk disimpan. Sperma meninggalkan epididimis melalui duktus (vas) deferens dan dikeluarkan melalui uretra penis. Kelejar tambahan adalah sepasang vesikula seminalis, sepasang bulbouretralis dan sebuah kelenjar prostat. Sekret dari kelenjar ini ditambahkan ke sperma dan membentuk semen.(1)
Selain mengandung jaringan kelenjar, kelenjar prostat mengandung cukup banyak jaringan fibrosa dan jaringan otot. Kelenjar ini ditembus oleh uretra dan kedua duktus ejakulatorius dan dikelilingi oleh suatu pleksus vena. Sebagai organ gonad yang berasal dari mesonefros, testis didarahi oleh cabang aorta, yaitu arteri spermatika interna. Vas deferens berasal dari sistem kemih yang diperdarahi oleh arteri diferensialis dari arah kandung kemih, sedangkan arteri spermatika eksterna melayani otot funikulus spermatikus dan muskulus kresmater, yang merupakan lanjutan otot dinding perut. Darah vena mengalir melalui pleksus pampiniformis yang bermuara jauh di sebelah cranial, bagian kiri bermuara ke vena renalis dan yang kanan ke vena kava inferior. (2)
Fungsi reproduksi pada pria dapat dibagi menjadi tiga subdivisi utama: pertama, spermatogenesis, yang berarti hanya pembentukan sperma; kedua, kinerja kegiatan seksual pria; dan ketiga, pengaturan fungsi reproduksi pria oleh berbagai hormon.(3)



Gambar 1 : Organ Reproduksi Pria
Dikutip dari kepustakaan 4

Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Varikokel ternyata merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria.(5,6)
Pengertian Infetilitas digunakan untuk pasangan lelaki dan perempuan yang tidak mampu mencapai pembuahan antara sel sperma dan sel ovum.(2)

B. DEFENISI
Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Varikokel ternyata merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria.(5,6)

Gambar 2 : Varikokel
Dikutip dari kepustakaan 7

Varikokel diklasifikasikan berdasarkan ukurannya menjadi besar, sedang dan kecil. Varikokel yang besar dapat terlihat seperti “sekantung cacing” di bawah kulit scrotum. Varikokel yang sedang dapat dideteksi melalui rabaan, terutama jika sedang berdiri. Varikokel yang kecil hanya dapat diidenrifikasi dengan memperhatikan pergerakan dari kulit scrotum dengan maneuver valsava atau perbedaan ukuran dari spermatic cord ketika pasien bergerak dari posisi berdiri ke posisi terlentang.(5)

C. EPIDEMIOLOGI
Kelainan ini terdapat pada 15% pria dan insiden varikokel meningkat setelah usia pubertas. Kurang lebih 40% varikokel ditemukan pada pria yang mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas.(6,8,9)
Motilitas spermatozoa yang kurang hampir selalu terdapat pada pria dengan varikokel. Menurut MacLeod, motilitas spermatozoa yang kurang itu dapat ditemukan pada 90% pria dengan varikokel, sekalipun hormone gonad dan gonadotrofiknya normal. Akan tetapi tidak semua pasien varikokel mengalami gangguan fertilitas, diperkirakan sekitar 20-50% didapatkan gangguan kualitas semen dan perubahan histologi jaringan testis.(9,10)
Biasanya varikokel sebelah kiri lebih sering daripada yang kanan oleh karena perbedaan letak muaranya. Dan varikokel tidak berhubungan dengan ras, suku ataupun letak geografis.(11,12)

D. ETIOLOGI
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab varikokel, tetapi dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai daripada sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 70–93 %). Hal ini disebabkan karena vena spermatika interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan bermuara pada vena kava dengan arah miring. Di samping itu vena spermatika interna kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan inkompeten.(6)
Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai adanya: kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena tumor), muara vena spermatika kanan pada vena renails kanan, atau adanya situs inversus.(6)

E. PATOGENESIS
Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa cara, antara lain(6,13):
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia karena kekurangan oksigen.
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
3. Peningkatan suhu testis, karena salah satu fungsi pleksus pampiniformis adalah untuk menjaga suhu testes 1 atau 2F lebih rendah dari suhu tubuh guna memberikan keadaan yang optimal untuk produksi sperma.
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan, memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirnya terjadi infertilitas.

F. GEJALA KLINIS
Kebanyakan laki-laki yang didiagnosa sebagai varikokel tidak mempunyai gejala, tapi varikokel penting bagi beberapa alasan. Varikokel dapat menyebabkan infertilitas dan testicular atrofi. Kira-kira 40% dari kasus primer pria infertil dan 80% kasus sekunder pria infertil dipercaya berkaitan dengan varikokel. Pasien datang ke dokter biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah.(6,12)
Varikokel dapat menyebabkan keluhan testis terasa berat, dan ini terjadi akibat tekanan meninggi dalam vena testis yang tidak berkatup di vena kava inferior atau vena renalis dampai di testis. Peninggian tekanan di dalam pleksus pampiniformis dapat diraba sebagai struktur yang terdiri atas varises pleksus pampiniformis yang memberikan kesan raba seperti kumpulan cacing. Varikokel jarang menyebabkan nyeri.(2,12)
Perkembangan varikokel yang mendadak pada laki-laki yang lebih tua terkadang merupakan tanda akhir tumor ginjal.(13)

G. DIAGNOSIS
Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berdiri, dengan memperhatikan keadaan skrotum kemudian dilakukan palpasi. Jika diperlukan, pasien diminta untuk melakukan manuver valsava atau mengedan. Jika terdapat varikokel, pada inspeksi dan papasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam kantung yang berada di sebelah kranial testis.(2)

Gambar 3 : Varikokel
Dikutip dari kepustakaan nomor 14

Pembagian varikokel menurut Dubin-Amelar, yaitu(8):
a. derajat I (teraba pelebaran vena setelah tes valsalva),
b. derajat II (teraba pelebaran vena tanpa tes valsalva),
c. derajat III (tampak pelebaran vena).

H. DIFERENSIAL DIAGNOSIS
a. Hidrokel
b. Tumor Testis
c. Hernia
d. Testis Maldensensus

I. PENATALAKSANAAN
Pengobatan dari varikokel dilakukan jika terdapat keadaan seperti berikut(15):
1. Varikokel teraba;
2. Terdaftar sebagai pasangan infertil;
3. Tidak ada masalah infertil pada wanita atau masalahnya dapat diobati;
4. Minimal terdapat satu kelainan dari parameter sperma dengan jumlah air mani.

Terdapat dua pendekatan utama untuk pengobatan dari varikokel, yaitu(12):
1. Pembedahan

2. Embolisasi Prekutaneus

Keuntungan Embolisasi Varikokel(16):
a. Efektif seperti operasi, karena terjadi perbaikan dalam analisis semen dan tinggkat kehamilan.
b. Tidak perlu melakukan insisi pembedahan.
c. Tingkat untuk mengalami komplikasi rendah (dari 0 sampai 1 %)
d. Proses penyembuhan cepat.
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi, dengan melihat beberapa indikator antara lain(6):
1. Bertambahnya volume testis,
2. Perbaikan analisis semen,
3. Pasangan itu menjadi hamil.

J. KOMPLIKASI
Tingkat komplikasi jika melakukan pembedahan retroperitoneal yaitu sekitar 5 sampai 30%, termasuk terjadi hidrokel, atrofi testicular dan luka pada vas deferens.(17)

K. PROGNOSIS
Sejak Dubin dan Amelar mengumumkan hasil varikokelektomi tidak berhubungan dengan besar-kecilnya varikokel, adanya varikokel disertai motilitas spermatozoa yang kurang hampir selalu dianjurkan untuk dioperasi. Kira-kira dua per tiga pria dengan varikokel yang dioperasi akan mengalami perbaikan motilitas spermatozoanya.(10)
Hasil ligasi varikokel dari sebagian besar indikasi dilakukannya, meningkatkan 70% kualitas semen dan 40% angka kehamilan.(5)
Pada kerusakan testis yang belum parah, evaluasi pasca bedah dari vasoligasi tinggi dari Palomo didapatkan 80% terjadi perbaikan testis, 60-80% terjadi perbaikan analisis semen dan 50% pasangan menjadi hamil.(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Erochenko, Victor P, Ph.D. Sistem Reproduksi Pria. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. Jakarta; EGC:
2. Hafid A, Abdu syukurur, dkk. Saluran Kemih dan Alat Kelamin Lelaki. Dalam : R. Sjamsuhidajat, Wim De Jong, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC ; 2004. h.
3. Guyton Arthur C,M.D; Hall John E,Ph.D. Fungsi Reproduksi dan Hormon Pria (dan Kelenjar Pineal). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 2006. h.206
4. Alisandra, Risata. Anatomi Alat Reproduksi Pria. [online]. 14 Februari 2009. Available from URL : http://abe5.blogspot.com/2009/02/mau-tahu-bagaimana-penis-anda-bisa.html
5. Hanno, Philip, MD. Male Fertility and Infertility. Clinical manual of Urology In Third Edition. Boston ; McGraw-Hill : 2001. Page : 662-663.
6. Purnomo, Basuki, B. Kelainan Skrotum dan Isinya. Dasar-dasar Urologi Dalam Edisi Kedua. Jakarta ; Cv. Sagung Seto : 2009
7. Kumala, Hygiena. Varises Buah Zakar dan Kemandulan. [online]. 25 Maret 2010. Available from URL :
http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2010/03/varises-buah-zakar-dan-kemandulan
8. Sakti, Hoetama. Vasoligasi tinggi vena spermatika interna pada pasien Varikokel; pengaruhnya terhadap volume testis dan Kualitas semen. [online]. Juli 2003. Available from URL : http://www.urologi.or.id/pdf/JURI22003_6.pdf
9. Caesario, Mohammad. Varises Tesitis atau Varikokel. [online]. September 2010. Available from URL :
http://www.medicalera.com/index.php?option=com_kunena&Itemid=355&func=view&catid=39&id=4618
10. Wiknjosastro, Hanifa. Infertilitas. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua Cetakan Keenam. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2008. Hal. 521.
11. Qimindra, Fajar Rudi. Varikokel, Penyakit Pembuluh Darah Yang Bisa Membuat Laki -Laki Mandul. [online]. April 2010. Available from URL :
http://konsultasikesehatan.net/index.php/2010/03/varikokel-penyakit-pembuluh-darah-yang-bisa-membuat-laki-laki-mandul/
12. American Urological Association Education and Research. Varicoceles. [online]. Maret 2010. Available from URL :
http://www.urologyhealth.org/adult/index.cfm?cat=11&topic=510
13. Price, Sylvia Anderson, PhD, FIAC, FRSM et all. Gangguan Sistem Reproduksi Laki-laki dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. Jilid 2. Jakarta: EGC; 2002
14. Available from URL : http://dokter-andre.blogspot.com/2010/03/varicocele.html
15. Wagner, Laurent. Varicocele and Male Infertility: AFU 2006 guidelines. [online]. 2007. Available from URL:
http://www.medscape.com/medline/abstract/17373231
16. Available from URL: http://www.varicoceles.com/treatment.htm
17. American Urological Association Education and Research. Management of Male Infertility. [online]. Maret 2010. Available from URL :
http://urologyhealth.org/adult/index.cfm?cat=11&topic=129

Tidak ada komentar: